Senin, 21 Januari 2008

Spirit Tahun Baru Hijriyah

Mengikuti tahun hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa.

Baru saja kita memasuki bulan Muharram, bulan yang mengawali tahun baru hijriyah kita untuk tahun 1425 H. Bulan yang tiba-tiba menghentak batin kita untuk segera mengenang peristiwa besar dalam sejarah, yaitu peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW. dari kota Makkah menuju kota Madinah. Setiap awal tahun hijriyah seperti ini kita seharusnya sebagai umat Islam segera membangun semangat baru untuk meningkatkan ketakwaan dalam diri kita. Meningkatkan ketaatan kepada Allah. Dan kita segera mengucapkan pada hari-hari yang telah lewat dari tahun 1424 H. : " selamat jalan, selamat menjadi teguran sejarah atas segala kekurangan dan kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah menyebabkan malapetaka dan kesengsaraan terhadap hidup kami di dunia maupun di akhirat ".

Apa yang menarik dari setiap kita memasuki tahun baru adalah munculnya kesadaran baru dalam diri kita. Kesadaran akan beberapa hal : Pertama, kesadaran bahwa diakui atau tidak usia kita telah berkurang. Sementara investasi pahala untuk simpanan di akhirat masih sangat tipis, dibanding nikmat-nikmat Allah yang setiap detik selalu mengalir. Tiada putus-putusnya. Dari segi ini saja kita seharusnya merasa malu, di mana kita yang mengaku sebagai hamba Allah tetapi dalam banyak hal orientasi kita menkonsumsi nikmat-nikmat Allah dan lupa bersyukur kepadaNya, bahkan kita sering mengaktualisasaikan diri kita sebagai hamba dunia. Kita masih saja lebih banyak sibuk menginvestasi kepentingan dunia dari pada investasi untuk akhirat.

Dengan datangnya tahun baru ini, semoga semangat untuk membangun kemegahan akhirat lebih kuat dari semangat untuk membangun kemegahan dunia. Kedua, pada tanggal 1 Muharram kita menyaksikan suatu perubahan waktu yang ditandai oleh pergeseran alam, yaitu munculnya bulan sabit tahun baru di ufuk barat. Dari sini kita menyaksikan diri kita berjalan seirama dengan perjalanan segala wujud di alam ini. Allah SWT yang menciptakan semua mahluk, selalu mengajarkan kita agar senantiasa memperhatikan kebesaraNya dengan menyaksikan ketaraturan dan kerapian ciptaanNya di alam semesta ini. Untuk itu kita diajarkan pula agar dalam menjalani ibadah kepadaNya selalu memperhatikan waktu-waktu tertentu yang sejalan dengan perputaran tata surya.

Dalam menjalani shalat misalnya, Allah mengaskan dalam Al-Qur'an agar ditegakkan pada waktu-waktu tertentu (QS. Al-Nisa: 103). Dan kita telah tahu bahwa waktu shalat Dzuhur setelah tergelincir matahari, shalat maghrib, setelah terbenam matahari, shalat subuh setelah terbit fajar dan lain sebagainya. Dalam menjalani puasa Ramadlan, kita juga diajarakan oleh Rasulullah SAW agar memulainya setelah melihat bulan tanggal satu Ramadlan, dan mengakhirinya pun setelah melihat bulan akhir Ramadhan. (HR, Imam Muslim). Ibadah hajipun Allah mengajarkan agar dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu,(QS. Al-Baqarah: 197) Syawal, Dzulqa'dah dan dzulhijjah.

Semuanya itu sungguh menunjukkan betapa eratnya aktifitas ibadah kita dengan aktifitas alam. Dari sini terlihat dengan jelas betapa mengikuti tahun hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Ketiga, bahwa tahun hijriyah berjalan seirama dengan perjalanan sejarah Rasulullah SAW. Sungguh banyak peristiwa besar dalam sejarah Islam yang hanya terekam dalam bulan-bulan hijriyah. Seperti awal turunnya Al-Qur'an, titik permulaan hijrah, tanggal kemenangan dalam perang Badar dan lain sebagainya. Hari-hari besar Islam, seperti hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, sangat terkait dengan penanggalan hijriyah ini.

Dari sini kita akan lebih banyak belajar pada sejarah untuk membangun masa depan kita. Dalam arti kata lain kita akan menjadi pribadi yang pandai membangun masa depan dengan pijkan masa lampau yang kokoh dan benar. Dan kita dengan langkah ini tidak mengulang kesalahan dan kecelakaan masa lalu. Sebagaimana yang tersebut dalam sebuah riwayat: "Seorang mu'min tidak akan pernah terjerumus dalam jurang yang sama dua kali". ( HR Muslim) Dengan demikian, adalah kesadaran yang benar jika dalam permualaan tahun baru hijriyah ini, kita umat Islam membangun tekad baru, untuk meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah, sebagaimana yang baru saja ditegaskan pada awal tulisan ini. Karena hanya dari tekad inilah segala krisis yang pernah kita lalui pada tahun-tahun sebelumnya akan bisa diatasi. Selamat memulai tahun baru hijriyah dan selamat membangun masa depan umat ini dengan ketakwaan yang hakiki.

Kamis, 03 Januari 2008

bInA HoeBoengan

Hubungan yang baik tidak datang begitu saja, melainkan harus dibina. Ada 7 pilihan yang tidak hanya berguna memperbaiki hubungan, tetapi sekalgus membuat hubungan menjadi lebih harmonis.

1. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri

Ini pilihan terpenting yang dapat Anda ambil untuk memperbaiki hubungan. Anda belajar bagaimana bertanggung jawab atas kebutuhan dan perasaan diri sendiri, bukan menuntut pasangan untuk membahagiakan dan membuat rasa aman terhadap diri Anda.

2. Kebaikan hati, simpati, dan dukungan

Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Ini inti dari kehidupan spiritual yang mendalam. Semua orang ingin diperlakukan dengan penuh kasih, baik, dimengerti, dan didukung. Kita perlu memperlakukan pasangan serta orang lain dengan cara ini.

Suatu hubungan berkembang dengan baik bila masing-masing pihak memperlakukan pasangannya dengan baik. Pada umumnya, perlakuan baik seseorang terhadap orang lain akan dibalas dengan perlakuan yang baik juga. Tapi ingat, kebaikan kepada orang lain tidak berarti harus mengorbankan diri sendiri. Perlu disadari, bertanggung jawab terhadap diri sendiri merupakan sikap yang paling penting yang harus dilakukan, bukan menyalahkan orang lain.

Bila Anda bersikap baik terhadap diri sendiri dan pada pasangan tetapi pasangan marah dan tidak peduli pada Anda, maka pilihan Anda adalah menerima hubungan yang demikian atau meninggalkan hubungan tersebut. Anda tidak dapat mengubah pasangan kecuali diri Anda yang berubah.

3. Belajar untuk tak menguasai

Bila terjadi konflik, ada dua pilihan untuk menguasainya: membuka diri dengan bersedia belajar tentang diri Anda berdua dan menemukan masalah yang lebih dalam dari konflik yang terjadi. Pilihan kedua, mencoba menang (atau paling tidak tak kalah) melalui beberapa bentuk prilaku memperlihatkan kekuasaan.

Banyak orang merasa perlu mengendalikan orang lain. Semua cara yang kita coba untuk mengendalikan orang lain justru akan menciptakan lebih banyak konflik. Kita harus sadar, cara ini bukan merupakan cara yang baik dalam membina dan memperbaiki suatu hubungan. Justru dengan belajar mengendalikan diri sendiri, kita akan dapat memperbaiki hubungan.

4. Luangkan waktu untuk berdua

Saat pertama kali jatuh cinta, orang akan selalu menyediakan waktu untuk pasangannya. Sesudah menikah, masing-masing sibuk dengan urusannya. Hubungan jadi terancam. Kedua pihak seharusnya menyadari, sangat penting untuk menyediakan waktu bagi pasangannya untuk mengobrol, bermain dan berhubungan intim. Kedekatan tidak dapat dipertahnkan tanpa usaha dari kedua belah pihak.

5. Bersyukur bukan mengeluh

Rasa bersyukur akan mengalirkan energi positif ke masing-masing pasangannya bila keduanya memiliki perasaan bersukur. Mengeluh terus-menerus menciptakan energi negatif yang menimbulkan suasana tidak nyaman. Mengeluh menciptakan stres, sementara bersyukur menciptakan kedamaian.Terutama kedamaian di dalam diri. Oleh karena itu, bersyukur menciptakan tidak hanya hubungan dan emosi yang sehat, tetapi juga fisik yang sehat.

6. Humor

Kita semua tahu, bekerja terlalu serius membuat orang jenuh. Bekerja tanpa bercanda menimbulkan hubungan yang membosankan. Hubungan berkembang bila kedua pasangan bisa tertawa bersama, bercanda bersama, dan humor menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Hentikan sikap yang terlalu serius dan coba belajar melihat kehidupan dari sisi yang lucu. Kedekatan berkembang bila diselingi dengan hal-hal yang ringan dan kedekatan tidak dapat tercipta bila segala sesuatu dipandang dari sisi yang berat serta sulit.

7. Melayani

Cara yang hebat untuk menciptakan kedekatan adalah dengan saling melayani. Saling memberi dan mengisi, akan memberikan kepuasan yang mendalam di dalam jiwa. Sikap melayani membuat Anda untuk tidak egois dan membawa keluar dari masalah yang dialami,serta lebih memberikan ukungan spiritual dalam kehidupan.


Percayalah, jika Anda dan pasangan setuju dengan ketujuh pilihan di atas dan bersedia mempraktikkannya Anda berdua akan kagum melihat perbaikan yang terjadi di dalam hubungan